"Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau
mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tdk bersama
dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu.
Mungkin jalan kita tidak bersampingan…."
kenapa kau bertanya secara tiba tiba seperti itu?
hey rasanya sakit ketika aku membaca pesanmu (ʃ˘̩̩̩_˘̩̩̩ƪ)
entah, kenapa aku ingin diam saja meneteskan air mata secara tiba tiba.. kenapa?
atau aku sudah lama tak merasakan sakit ketika aku menelan air ludah dan
masuk secara menusuk dibagian hati
apa yg ada difikiranmu?
aku hanya menghela nafas.. kisah ini semakin berat membebani lidah
aku sampai dibagian bahwa aku telah jatuh cinta
namun aku tersadar
rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap tanpa perlu kau ucap
isyarat yang sanggup kau rasa tanpa perlu kau sentuh..
"ketika tidak bisa mengubah, kadang kamu hanya cukup menerima yang telah terjadi.
Itu bukan pasrah melainkan keikhlasan"
"kita ibarat orang kehujanan yg berteduh..
ketika hujan sudah reda maka orang tersebut akan meninggalkan tempat untuk
melanjutkan tujuannya..
sekalipun berjalan beriringan tapi nantinya
akan ada yg ditinggalkan..
seperti tempat berteduh tadi"
(˘ʃƪ˘)
Bisakah kita melihat bintang bersama lagi?
ya aku ingin melihatnya lagi bersamamu..
stop ! jangan bahas masalah itu,
aku ingin sebentar melihatnya..
ya hanya bersamamu.. menyimpannya
biarlah, sekarang aku hanya ingin menjalani denganmu saja
ketika ujung dan semua akan terjawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar